600 penari melakukan tarian kolosal peringatan Kasunyatan - WisataHits
Jawa Barat

600 penari melakukan tarian kolosal peringatan Kasunyatan

POJOKBANDUNG.com, CIMAHI – Sebanyak 600 penari dari Kota Cimahi terlihat menarikan tarian Rampak Kasunyatan dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Bertempat di kawasan Plaza Rakyat Komplek Pemerintah Kota Cimahi, Jalan Raden Demang Hardjakusumah pada Minggu, 21 Agustus 2022.

Ketua Panitia Tari DKKC Dewi Rengganis mengatakan, acara yang diselenggarakan oleh Dewan Kebudayaan Kota (DKKC) Cimahi ini mengambil ide dari ketakutan para pelaku tari Kota Cimahi terhadap semangat hidup di tengah pandemi. Ide tersebut diwujudkan dalam pertunjukan tari kolaboratif oleh 600 penari yang tergabung dalam 12 sanggar di Kota Cimahi.

“Tarian Kolosal Kasunyatan dengan pencipta lagu dan komposer Sopiyan Riyana (Iyan) menggambarkan keprihatinan atas pandemi COVID-19. Namun, kita tidak boleh terus bersedih. Semua yang telah terjadi harus menjadi pelajaran berharga dan titik balik dalam membangun kesadaran bersama untuk bangkit menata masa depan yang lebih gemilang,” kata Dewi (21/8).

Dalam persiapan pertunjukan tari, Dewi menekankan semangat kolaborasi. Pasalnya, 12 sanggar tari di Kota Cimahi berhasil menyumbangkan 600 peserta tari. Ia mengatakan, Acara Tari Tersy ini merupakan sarana berkumpulnya para penari di Kota Cimahi setiap tahun untuk menyambut Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.

“Pertunjukan ini merupakan gabungan dari berbagai sanggar tari yang ada di Kota Cimahi, antara lain Tari Tradisional Ratasya, Raisya Fitria, Rengganis, Fitria Art Dapun, Mones, GAP, Sakatalu, RKMB, Paramadina, Wangi Sundana, Jalinger dan Paksi Pajajaran. Setiap tahun kami selalu merayakan gotong royong untuk menyambut Hari Kemerdekaan,” ujarnya.

BACA JUGA: Cegah Penyebaran DBD, Enesis Edukasi PSN 3M Plus di Bandung

Ia melanjutkan, ada kendala pelaksanaan dalam pelaksanaannya, pasalnya pementasan tari kolosal di car free day tersebut belum mendapat izin dari kepolisian setempat.

“Sementara kegiatan PSBB dan PPKM Covid-19 dilakukan di Plaza Rakyat Cimahi City, awalnya kami ingin mengadakan Cimahi Car Free Day lagi tahun ini (2022), namun karena persetujuan tidak keluar, akhirnya menjadi baru. -dilaksanakan di Plaza Rakyat Cimahi City, dan alhamdulillah berjalan lancar dan peserta tidak mengeluh,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua DKKC Hermana HMT menyatakan, momentum peringatan kemerdekaan Indonesia harus menjadi titik balik yang muncul dari palung para pelaku seni dan budaya. Pasalnya, dalam dua tahun terakhir, banyak seniman yang berjuang mencari ruang untuk mengekspresikan diri dan mempublikasikan karyanya ke publik.

“Semangat dan semangat juang para pahlawan harus tertanam dalam jiwa masyarakat Kota Cimahi. Mereka berjuang untuk bangkit kembali untuk memulihkan dasar-dasar ekonomi dan kehidupan sambil berjuang untuk menegakkan, melestarikan, mewarisi dan memajukan budaya Indonesia, khususnya di Kota Cimahi,” kata Hermana (21/8).

Menurut Hermana, acara Augustan bukan sekadar pesta, melainkan refleksi dan ungkapan syukur yang dituangkan ke dalam cetakan budaya. Kegiatan ini dilaksanakan sepenuhnya atas gotong royong, tenaga, harta benda dan harta benda para relawan penggiat budaya dan dukungan Pemkot Cimahi.

“DKKC bertujuan untuk menjadikan Jalan Raden Demang Hardjakusumah sebagai kawasan bebas kendaraan di siang hari selama setengah hari dari pukul 07.00 hingga 12.00 setiap Agustus, setahun sekali, terutama pada hari Minggu atau 17 Agustus. Setengah hari kami menciptakan suasana yang hidup melalui ekspresi budaya yang berbeda. Kita bersama-sama bergembira dan mensyukuri anugerah kemerdekaan yang telah Tuhan Yang Maha Esa berikan melalui tangan para pejuang bangsa Indonesia,” ujarnya.

Acara tari kolosal Pesta Rakyat tidak hanya menampilkan keragaman budaya, tetapi harus menjadi bagian dari kemajuan pariwisata Kota Cimahi yang berbasis pada sumber daya manusia dan budaya. Karena Kota Cimahi tidak memiliki sumber daya alam yang bisa dijual untuk kunjungan wisata.

“Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan pemerintah kota untuk meningkatkan pendapatan dari sektor pariwisata melalui sektor budaya, termasuk kuliner tradisional. Untuk itu, DKKC harus mendorong para pelaku budaya untuk lebih kreatif sehingga dapat menghasilkan karya-karya yang bernilai jual, dan yang lebih penting lagi, untuk memperkuat kecintaan masyarakat terhadap budaya lokalnya,” pungkasnya.

(Pelanggan)

Source: bandung.pojoksatu.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button