6 gunung berapi aktif di Jawa Tengah, dari Merapi hingga Lawu - WisataHits
Jawa Timur

6 gunung berapi aktif di Jawa Tengah, dari Merapi hingga Lawu

solo

Indonesia termasuk dalam wilayah Ring of Fire sehingga memiliki banyak gunung api aktif. Menurut data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana (PVMBG), Indonesia memiliki total 127 gunung api aktif.

Angka ini merupakan yang terbesar di dunia dan menempati urutan pertama dengan jumlah kematian tertinggi. Dari 127 gunung api, hanya 69 gunung api aktif yang dipantau PVMBG.

Dikutip dari situs magma.esdm.go.idberikut adalah daftar gunung berapi aktif di Jawa Tengah.

1. Sumbinger Berg

Gunung Sumbing di Jawa Tengah termasuk dalam wilayah Kabupaten Magelang, Kabupaten Temanggung, Kabupaten Wonosobo, dan Kabupaten Purworejo. Puncaknya 3371 meter di atas permukaan laut.

Secara geografis gunung ini terletak pada 07°17.08′ Lintang Selatan dan 110°03.8′ Bujur Timur. Nama “Sumbing” diyakini berasal dari kondisi bibir kawah di sebelah timur laut yang sudah sangat hancur hingga terlihat seperti retakan. Makanya disebut Gunung Sumbing karena bentuknya seperti bibir sumbing.

Kota terdekat adalah Magelang di tenggara, Temanggung di timur laut, Parakan di utara, dan Wonosobo di barat. Dasar Gunung Sumbing di sebelah barat laut dibatasi oleh Gunung Sundoro sedangkan di sebelah selatan dan tenggara dibatasi oleh Gunung Menoreh, Beser dan Kepep.

Untuk mencapai puncak Gunung Sumbing biasanya pendakian dilakukan dari arah barat laut yaitu dari Desa Garung (1543m), Desa Butuh, Kecamatan Kalijajar, Kabupaten Wonosobo. Pendakian juga dimungkinkan dari:
-Arah utara dari Kecapit, Parakan;
-Arah timur laut yaitu dari Kampung Butuh atau Selogowok, Temanggung;
-arah Tenggara yaitu dari Kalegen, Magelang;
-Arah barat daya yaitu dari Sapuran, Wonosobo.

Lerengnya landai dengan kemiringan sekitar 15° antara ketinggian sekitar 1500 sampai 2000 m, sedangkan lereng atasnya curam dengan kemiringan sekitar 25° bahkan ada yang sampai 30o antara ketinggian lebih dari 2000 sampai 3000 meter di atas permukaan laut. .

Karena tanahnya sangat subur, hampir semua daerah yang berlereng landai hingga ketinggian sekitar 2000 m telah dijadikan areal pertanian skala kecil, seperti sayuran (kubis, wortel, kentang, buncis, dll) di samping budidaya tembakau.

Karena itulah, penduduk di sekitar Gunung Sumbing cukup padat, hingga radius sekitar 8 km dari puncak, penduduknya berjumlah hampir 100.000 jiwa (1989).

Karena terdiri dari batuan beku (lava) yang sangat keras, hampir seluruh area lereng atas yang terjal sangat kering, sebagian besar hanya ditumbuhi semak-semak, bahkan dari ketinggian kurang lebih 3000 m hanya ditumbuhi rerumputan dengan daun-daun yang berbulu.

2. Gunung Slamet

Gunung Slamet merupakan stratovolcano dengan ketinggian 3.432 meter di atas permukaan laut. Hal ini menjadikan Gunung Slamet sebagai gunung api aktif tertinggi di Jawa Tengah.

Secara administratif, Gunung Slamet terletak di antara Kabupaten Pemalang, Banyumas, Brebes, Tegal, dan Purbalingga. Gunung Slamet terletak pada koordinat 7°14.30′ Lintang Selatan dan 109°12.30 Bujur Timur.

Untuk mencapai kawah Gunung Slamet pendakian dilakukan dari arah timur yaitu dari Bambangan. Pada tahun 1853 Junghuhn mendaki puncak Gunung Slamet melalui desa Priatin sebelah timur Kutabawa.

Pada tahun 1923, Taverne juga mendaki puncak dari arah timur. Matahelumual (1961) dan Siswowidjojo (1970) mendaki puncak dari desa Bambangan. Pada tahun 1973, pendakian dari sini ke puncak memakan waktu sekitar 7 jam, kembali hanya dalam 3 jam.

Hingga ketinggian 1.400 m masih terdapat taman umum dimana-mana, setelah itu hanya hutan pinus hingga ketinggian 1.700 m.

Juga melalui hutan lebat dengan pohon-pohon besar hingga ketinggian 2600 m, disini beberapa jalur harus diaspal karena ditumbuhi semak-semak.

Hingga sekitar 10.000 kaki (3.220 meter) masih terdapat berbagai tumbuhan dan kayu, termasuk kayu tangan dan wanarasa, bahkan lebih tinggi lagi gundul, hanya bebatuan lepas.

3. Gunung Sundoro

Gunung Sundoro juga dikenal luas sebagai Gunung Sindoro. Gunung ini merupakan stratovolcano aktif dengan ketinggian 3.150 mdpl.

Gunung Sundoro memiliki beberapa kawah puncak. Ini termasuk Segoro Wedi (Z1), Segoro Banjaran (Z2, Z3 dan Z4), Kawah Barat, Kawah Timur, Gua Walet Utara (K1), Kawah Selatan (K2), Sumur Ledakan (K3, K4 dan K5).

Secara administratif gunung ini berada di jajaran Kabupaten Temanggung (Barat) dan Kabupaten Wonosobo (Timur). Koordinat gunung ini adalah 7° 18′ 00″ Lintang Selatan dan 109° 59′ 30″ Bujur Timur.

Gunung berapi ini mudah diakses dari segala arah, dari timur melalui Parakan, dari barat melalui Garung, dari utara melalui Tambi, dari barat daya melalui Kretek dan dari tenggara melalui Kledung.

Dari ketinggian sekitar 2.210 m, terlihat pemandangan indah Pegunungan Dieng, antara lain Gunung Bisma, Gunung Sroja, Gunung Tlerep dan Gunung Butak. Di ketinggian ini terdapat tumbuhan sono dan tengseh.

Perjalanan menuju puncak Triangulasi T 430 (3135,5 m) memakan waktu 4-5 jam. Jika kita mengambil jalur dari tenggara melalui Kledung (1390m) akan memakan waktu sekitar 6 jam dan dari utara melalui Perkebunan Tambi sekitar 7 jam.

4. Gunung Dieng

Dieng terkenal dengan daerah pegunungannya yang menjadi tempat wisata terkenal. Namun, Gunung Dieng tercatat sebagai gunung api aktif.

Gunung Dieng merupakan stratovolcano dengan medan solfatara dan fumarol serta banyak kawah (kerucut). Beberapa kawah di Gunung Dieng adalah Kawah Timbang, Sikidang, Upas, Sileri, Condrodimuko, Sibanteng dan Telogo Terus.

Secara administratif, Gunung Dieng terletak di Kabupaten Banjarnegara, Wonosobo, dan Pemalang. Koordinat Gunung Dieng adalah 7o12′ Lintang Selatan dan 109o54′ Bujur Timur. Gunung Dieng memiliki ketinggian 2.565 meter di atas permukaan laut.

Dataran Tinggi Dieng dapat ditempuh dari dua arah yaitu dari kota Banjarnegara sekitar dua jam dan dari Wonosobo satu jam. Kompleks Vulkanik Dieng dikenal tidak hanya karena kesuburan tanah dan produksi sayurannya, tetapi juga karena potensi wisatanya, termasuk sisa-sisa candi Hindu di kawasan Dieng Kulon yang sebagian masih terpelihara dengan baik.

Potensi wisata lainnya adalah kawah (Condrodimuko), danau (Telaga Dringo), ladang panas bumi dan lanskap pertanian yang sangat menarik, serta teater vulkanik telah dibangun.

5. Gunung Merbabu

Gunung Merbabu adalah stratovolcano. PVMBG menetapkan gunung ini sebagai gunung api aktif Tipe B karena gunung api tersebut memiliki riwayat letusan sebelum tahun 1600.

Gunung ini meletus pada tahun 1560 dan 1797. Pada tahun 1570 Gunung Merbabu juga dikatakan pernah meletus, namun belum ada konfirmasi atas laporan ini.

Kawasan Gunung Merbabu meliputi tiga kabupaten di Jawa Tengah yaitu Magelang, Boyolali dan Semarang. Untuk mengakses gunung ini anda bisa melewati beberapa titik tergantung jalur yang anda pilih yaitu Salatiga, Boyolali dan Magelang.

Gunung Merbabu memiliki tiga puncak utama yaitu Puncak Trianggulasi, Puncak Kenteng Songo dan Puncak Syarif. Dari ketiga puncak utama tersebut, Anda bisa melihat gunung-gunung tinggi lainnya di Pulau Jawa, seperti Gunung Merapi, Sumbing, Sindoro, Lawu, dan Slamet.

Gunung yang memiliki ketinggian 3.145 mdpl ini memiliki lima jalur pendakian yaitu jalur Kopeng Thekelan, Wekas, Kopeng Cunthel, Swanting dan Selo.

Jalur yang paling populer sendiri adalah jalur Selo, sehingga lebih ramai dibandingkan jalur lainnya. Salah satu keunggulan jalur ini adalah pemandangan padang savana yang memanjakan mata, apalagi saat bunga edelweis sedang bermekaran.

Jika Anda ingin mendaki Gunung Merbabu melalui jalur Selo, Anda dapat memesan secara online melalui website dan selain mendaftar, Anda juga dapat mengecek penawaran pendakian melalui website ini.

Gunung Merbabu memiliki empat kawasan hutan yaitu Hutan Dipterocarp Bukit, Hutan Dipterocarp Atas, Hutan Montane dan Hutan Ericaceous atau Hutan Gunung. Pada tahun 2004, seluas 57 hektar di Gunung Merbabu ditetapkan sebagai taman nasional dengan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 135/Menhut-II/2004 tanggal 4 Mei 2004.

6. Gunung Lawu

Gunung Lawu merupakan stratovolcano. Mirip dengan Gunung Merbabu, Gunung Lawu juga termasuk dalam kategori gunung api aktif tipe B.

Gunung dengan ketinggian 3.265 mdpl ini terletak di perbatasan provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Gunung Lawu terletak di antara tiga kabupaten yaitu Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Kabupaten Ngawi dan Kabupaten Magetan, Jawa Timur.

Di lerengnya terdapat kawah-kawah kecil yang masih mengeluarkan uap air (fumarol) dan belerang (solfatara). Gunung Lawu memiliki kawasan hutan Dipterocarp Hill, hutan Dipterocarp Atas, hutan Montane, dan hutan Ericaceous.

Gunung Lawu memiliki tiga puncak, Puncak Hargo Dalem, Hargo Dumiling dan Hargo Dumilah. Yang terakhir adalah puncak tertinggi.

Ada sejumlah tempat di lereng gunung ini yang populer sebagai tujuan wisata, khususnya di kawasan Tawangmangu, Cemorosewu, dan Sarangan. Sedikit di bawah, di sisi barat, terdapat dua kompleks candi peninggalan masa Majapahit akhir: Candi Sukuh dan Candi Cetho.

Di kaki gunung ini juga terdapat makam kerabat Praja Mangkunegaragaran: Astana Girilayu dan Astana Mangadeg. Di dekat kompleks ini terdapat Astana Giribangun, makam keluarga Presiden kedua Indonesia Suharto.

Gunung Lawu sangat populer untuk kegiatan pendakian. Setiap malam 1 sura banyak orang yang berziarah dengan mendaki ke puncak. Saking populernya, Anda bahkan bisa menemukan penjual makanan di puncak gunung.

Trek standar dapat dimulai dari tiga lokasi (base camp): Cemorokandang di Tawangmangu, Candi Cetho di Karanganyar, Jawa Tengah, dan Cemorosewu, di Sarangan, Jawa Timur. Kedua gerbang masuk hanya berjarak 300 m.

Saksikan video Kisah Korban Banjir Bandang di Semarang, Properti Habis Terjual
[Gambas:Video 20detik]
(saya/teguk)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button