6 Ciri Pasar Kliwon, Kabupaten Terpadat di Solo dan Jawa Tengah - Solopos.com - WisataHits
Jawa Tengah

6 Ciri Pasar Kliwon, Kabupaten Terpadat di Solo dan Jawa Tengah – Solopos.com

SOLOPOS.COM – Kompleks Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat di Kota Solo. (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Sebagai kecamatan terpadat, Pasar Kliwon memiliki banyak keistimewaan dibandingkan dengan empat kecamatan lainnya di Kota Solo. Diantaranya, keberadaan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat sebagai pusat budaya peninggalan Kerajaan Mataram Islam.

Seperti diketahui, berdasarkan data Surakarta pada angka 2022 yang dilansir Badan Pusat Statistik, Pasar Kliwon merupakan kecamatan terpadat tidak hanya di Kota Solo tetapi juga di seluruh Provinsi Jawa Tengah. Kepadatan penduduk Pasar Kliwon mencapai 16.094 jiwa per kilometer persegi.

Promosi Bayar Rp 1 Juta Bawa Pulang Mobil Toyota Baru, Begini Caranya

Padahal, Pasar Kliwon hanya menempati urutan keempat dari lima kecamatan di Kota Bengawan dari segi jumlah penduduk dan luas wilayah. Namun, berdasarkan jumlah penduduk per satuan luas, Pasar Kliwon adalah yang paling padat penduduknya di Kota Solo.

Selain itu, Kecamatan Pasar Kliwon memiliki sejumlah keistimewaan yang tidak dimiliki oleh kecamatan lainnya. Solopos.com menyatukan enam karakteristik ini, yang paling penting.

Pendahulu Kota Solo

Pasar Kliwon menjadi istimewa karena kecamatan ini pernah menjadi rumah bagi Desa Sala, yang diyakini sebagai cikal bakal berdirinya Kota Solo. Di desa ini pula, Raja Paku Buwono (PB) II membangun Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat setelah Keraton Kartasura dirusak oleh kerusuhan Pecinan tahun 1740-an.

Baca juga: Kabupaten Terpadat di Solo, Dihuni 16.000 Orang Per Km2, Ini Tempatnya

Ketua komunitas pecinta sejarah Solo Societeit, Dani Saptoni mengungkapkan lokasi terakhir pusat Desa Sala sebelum dibangunnya Keraton Solo dalam video yang diunggah ke kanal YouTube Mewalik pada 30 Juni 2019. Saat itu Desa Sala yang dipimpin oleh Ki Gede Sala III terletak di Sitihinggil Keraton Solo sekarang di Baluwarti, Pasar Kliwon.

Dalam video berjudul Belajar Sejarah Kota Solo dan Asal Usul Kota Solo (Solo Societeit), Dani mengungkapkan pusat kampung Sala telah pindah. Namun, pawai tetap berlangsung di Pasar Kliwon yang kini menjadi kecamatan terpadat di Kota Solo.

Awalnya, pada masa pemerintahan Ki Gede Sala I dan Ki Gede Sala II, Desa Sala terletak di wilayah yang sekarang menjadi Desa Sangkrah. Kemudian pada masa pemerintahan Ki Gede Sala III, pusat desa dipindahkan ke tempat yang sekarang bernama Sitihinggil Keraton Solo. Makam yang rutin dikunjungi pada hari jadi kota Solo adalah makam Ki Gede Sala III.

Baca juga: Maaf! Kelurahan terpadat di Kota Solo ini bahkan tidak memiliki SMA Negeri

desa arab

Keistimewaan lain dari Pasar Kliwon adalah pemukiman Arab, sehingga dijuluki Kampung Arab. Sejarah keberadaan orang Arab di Pasar Kliwon dapat ditelusuri kembali ke masa ketika Sungai Bengawan Solo menjadi jalur perdagangan.

Jurnal yang berjudul Dinamika Pembentukan Kawasan Kampung Arab di Surakarta karya Najmi Muhammad Bazher yang terbit tahun 2020 di journal.uns.ac.id, menulis bahwa orang Arab datang ke Solo sebagai pedagang dan menyebarkan agama Islam.

Mereka berlabuh di Clover. Alasan mengapa orang Arab kemudian menetap di Pasar Kliwon, yang sekarang merupakan kecamatan terpadat di Solo, tidak lepas dari empat faktor, yaitu aktivitas ekonomi (perdagangan), komunitas (lebih dekat dengan suku lain).

Baca Juga: Kabupaten Terpadat di Jawa Tengah Ternyata Kaya Bangunan Bersejarah

Kemudian kebijakan tata kota Keraton Kasunanan berdasarkan struktur sosial dan kosmologi Jawa. Terakhir, sikap Belanda terhadap etnis Arab dan hukum segregasi atau pembagian rasial oleh pemerintah Hindia Belanda.

Pusat Kebudayaan Jawa

Keberadaan Keraton Solo sebagai pusat kebudayaan Jawa menjadi ciri lain Pasar Kliwon sebagai kecamatan terpadat di Kota Bengawan. Keraton, baik secara fisik (bangunan) maupun nilai dan tradisi luhurnya, merupakan penjaga warisan budaya masa lalu.

Keraton Solo juga merupakan potensi wisata sejarah dan pendidikan bagi masyarakat yang ingin belajar tentang budaya nenek moyang atau sekedar mengagumi keindahan bangunannya.

Baca juga: Kisah Gladak Solo, Hewan buruan yang diseret paksa ke tempat ini

Pusat Bisnis dan Ekonomi

Pasar Kliwon memiliki beberapa pusat bisnis dan ekonomi antara lain Pasar Klewer, Pusat Grosir Solo (PGS), Beteng Trade Center (BTC) dan Coyudan. Selain itu, kantor Bank Indonesia dan Kantor Pos Besar Solo juga berlokasi di Pasar Kliwon. Begitu juga di Kantor PT Telekom dan beberapa cabang bank.

pemerintah pusat

Sejak tahun 1745, kawasan Pasar Kliwon menjadi pusat pemerintahan kerajaan Mataram Islam dengan nama Nagari Surakarta Hadiningrat. Setelah Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945 atau 200 tahun kemudian, pusat pemerintahan tetap berada di Pasar Kliwon, lebih tepatnya di Balai Kota Solo di Desa Kampung Baru.

Kaya akan bangunan bersejarah

Ada banyak bangunan tua bersejarah di Pasar Kliwon, di antaranya Keraton Solo, Benteng Vastenburg, Masjid Agung Solo, Kantor Pos Solo, Kantor Telekomunikasi, dan Rutan Solo. Kemudian rumah-rumah di Baluwarti, Kauman dan Loji Wetan.

Source: www.solopos.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button