5 Panduan Lengkap Tempat Wisata Ciung Wanara di Ciamis - WisataHits
Jawa Barat

5 Panduan Lengkap Tempat Wisata Ciung Wanara di Ciamis

cantik

Ciung Wanara Karangkamulyan Situs Ciamis merupakan objek wisata budaya yang diyakini peninggalan Kerajaan Galuh. Di tempat inilah awal mula kerajaan Galuh diyakini didirikan oleh Wretikandayun.

Kerajaan Galuh merupakan salah satu kerajaan tertua di Pasundan. Situs Ciung Wanara memiliki luas sekitar 25 hektar. Di dalamnya terdapat benda-benda batu yang diyakini menyimpan sejarah Kerajaan Galuh.

Berikut beberapa hal tentang objek wisata Situs Ciung Wanara Karangkamulyan, mulai dari sejarah singkat, lokasi, rute, jam buka, harga tiket dan objek yang disertakan.

1. Sejarah Kerajaan Galuh

Pakar budaya Ciami Aip Syarifudin menceritakan sejarah kerajaan Galuh. Awal mula kerajaan Galuh didirikan oleh Wretikandayun pada abad ke-7 M, tepatnya pada tanggal 23 Maret 612 M. Awalnya Wretikandayun memerintah di daerah Kendan. Kendan merupakan bagian dari wilayah Tarumanagara. Pada saat pamor Raja Tarusbawa, kerajaan Tarumanagara sedang meredup. Wretikandayun menggunakan kondisi ini untuk memisahkan Kendan dari Tarumanagara.

Wretikandayun kemudian memindahkan pusat pemerintahannya ke kawasan Bojong Galuh, Karangkamulyan, yang merupakan pusat kerajaan Galuh (lokasi situs Ciung Wanara). Sementara itu, Tarusbawa mendirikan Kerajaan Sunda sebagai kelanjutan dari Kerajaan Tarumanagara.

2. Cerita Ciung Wanara

Kisah Ciung Wanara memang sudah terkenal di Nusantara, tidak hanya di Jawa Barat. Semua orang sudah tahu cerita ini. Menurut budayawan Ciamis Aip Syarifudin, Ciung Wanara bukan hanya sekedar cerita melainkan bagian dari cerita Kerajaan Galuh. Berikut adalah cerita pendeknya.

Kisah Ciung Wanara dimulai ketika Prabu Permana Di Kusumah memerintah Kerajaan Galuh. Kemudian menitipkan kerajaannya kepada Tamperan Barma Wijaya atau Menteri Aria Keboban.

Dikatakan bahwa dua istri raja, Dewi Pangrenyep dan Dewi Naganingrum, sedang hamil pada waktu yang bersamaan. Kemudian Dewi Pangrenyep melahirkan seorang putra bernama Hariang Banga.

Sedangkan Dewi Naganingrum yang sedang hamil dan diketahui janinnya laki-laki, dipandang sebagai ancaman bagi Barma Wijaya. Kemudian Barma Wijaya pun menyusun siasat jahat untuk menyingkirkan bayi Dewi Naganingrum.

Singkat cerita, setelah Dewi Naganingrum lahir, anak kecil itu hanyut di Sungai Citanduy dengan membawa keranjang. Dewi Naganingrum disingkirkan dari istana.

Bayi tersebut ditemukan oleh Aki Balangantrang dan dirawat hingga dewasa di Geger Sunten. Bayi itu diberi nama Ciung Wanara atau Sang Manarah.

Dia kemudian mengetahui bahwa dia bukan dari Geger Sunten. Dia tahu dia berasal dari kerajaan Galuh. Ditemani seekor ayam jantan, ia pergi ke ibu kota kerajaan Galuh. Kemudian sabung ayam adalah salah satu bentuk hiburan yang paling populer.

Raja Prabu Barma Wijaya juga menggemari hiburan sabung ayam. Dia memiliki ayam jago yang kuat dan tidak pernah kalah. Dia bahkan mengatakan akan memberikan apa saja jika dia bisa mengalahkan ayamnya.

Ciung Wanara, mendengarnya, lalu menerima tantangan raja. Kemudian Ciung Wanara meminta setengah dari kerajaan Galuh sebagai hadiah.

Tak disangka, ayam jago Ciung Wanara menang dan menjadi raja kerajaan Galuh lewat Barma Wijaya. Kemudian dia juga mengetahui bahwa dia adalah putra mahkota yang disingkirkan oleh Barma Wijaya. Ciung Wanara juga memenjarakan Barma Wijaya. Setelah itu, terjadi adu mulut antara Ciung Wanara dan Hariang Banga. Ciung Wanara memenangkan perselisihan.

3. Lokasi dan rute menuju situs Ciung Wanara Karangkamulyan

Website Pariwisata Ciung Wanara Ciamis.Website Pariwisata Ciung Wanara Ciamis. Foto: Dadang Hermansyah/detikJabar

Situs Ciung Wanara Karangkamulyan berada di pinggir Jalan Nasional Ciamis-Banjar. Tepatnya di Desa Karangkamulyan, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.

Jaraknya 17 kilometer dari Ciamis Square. Lokasinya cukup strategis, ikuti saja Jalan Nasional ke Jawa Tengah. Bagi yang biasanya pulang kampung, tempat ini sudah tidak asing lagi. Area ini sering digunakan sebagai rest area.

Namun, bagi wisatawan dari Jakarta atau Bandung yang menggunakan angkutan umum, cukup naik bus ke Banjar atau Pangandaran. Kemudian turun di tepi jalan tepat di luar pintu masuk kompleks Ciung Wanara.

4. Tiket dan Jam Operasional

Situs Ciung Wanara Karangkamulyan buka mulai pukul 08:00 WIB hingga 17:00 WIB. Sedangkan untuk rest area atau tempat parkir, bisa dibuka hingga larut malam. Tiket masuk ke area situs hanya seharga Rp 3.500.

5. Peninggalan Kerajaan Galuh

Peninggalan Kerajaan Galuh di Situs Ciung Wanara berupa batu dan mata air. Batu-batu tersebut memiliki nama dan cerita di dalamnya, serta beberapa lokasi lain yang berada di luar struktur batuan.

Masing-masing nama tersebut merupakan pemberian dari masyarakat terkait dengan sejarah Kerajaan Galuh.

Obyek utamanya adalah peninggalan sejarah Kerajaan Galuh sendiri, yang terbagi menjadi 9 situs yaitu, Pancalikan atau Singgasana Pertama, Sanghiyang Gun Kedua, Panyabungan Hayam Ketiga, Lamabang Ibadah Keempat, Cikahuripan atau Mata Air Kelima, Panyandaan Keenam, Pamangkonan Ketujuh , makam Adi Pati Panaekan kedelapan dan Patimuan kesembilan.

Situs Ciung Wanara biasanya dikunjungi oleh mahasiswa dan mahasiswa yang melakukan penelitian tentang Kerajaan Galuh. Ada juga masyarakat umum yang keluar karena penasaran untuk melihat peninggalan Kerajaan Galuh.

Selain tempat wisata sejarah dan budaya, tempat ini juga cocok untuk wisata keluarga. Di situs Patimuan, warga bisa menikmati pemandangan dua muara sambil makan atau botraming bersama.

(iqk/iqk)

Source: www.detik.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button