5 Destinasi Wisata Mangrove Jadi Lokasi Pilot Project Kalkulator Karbon di Indonesia - WisataHits
Jawa Timur

5 Destinasi Wisata Mangrove Jadi Lokasi Pilot Project Kalkulator Karbon di Indonesia

Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Wakil Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Tanoesoedibjo

Perbesar

Wakil Menteri Pariwisata dan Industri Kreatif/Wakil Kepala Dinas Pariwisata dan Industri Kreatif Angela Tanoesoedibjo saat peluncuran program Towards Climate Positive Tourism Through Decarbonization And Eco-Tourism di Plataran Menjangan, Bali. Foto: Tangkapan layar akun Youtube Plataran Indonesia

Selain penanaman mangrove, langkah awal yang dilakukan adalah peresmian mangrove Kalkulator Jejak Karbon (Carbon Footprint Calculator) di lima destinasi yaitu Plataran Menjangan, Taman Nasional Bali Barat, Mangrove Berau Berau, Kalimantan Timur, Pantai Tiga Warna (Clungup Mangrove Conservation/CMC) Malang, Bukit Peramun Bangka Belitung dan Taman Wisata Mangrove Kawalu Sorong (Papua Barat) .

“Saya dan istri saya selalu melihatnya dari sisi positif. Begitu juga dengan berdirinya kelompok Plataran. Seperti halnya Platara Menjangan, ini bukan hal yang mudah dilakukan karena pasti akan ada orang yang tidak setuju,” kata Yozua Nakes dari Plataran Menjangan yang juga pemilik Plataran Group.

Hal senada diungkapkan Ida Wahyuni ​​yang mewakili Taman Wisata Mangrove Kawalu Sorong. “Ada suku di Sorong yang tugasnya menangkap ikan atau hasil laut lainnya, bahkan ada yang menebang pohon bakau dan menggali batu di kawasan bakau. Kami mencoba mendekati mereka dan memahami mereka,” jelas Ida.

“Awalnya sulit, kami sering dihina dan dilawan. Tapi kami tetap sabar dan memberi pengertian sampai akhirnya mereka mengerti. Mereka berhenti menebang pohon bakau dan bahkan mendukung pembangunan taman wisata bakau,” lanjutnya.

Sedangkan di Bukit Peramun Bangka Belitung dipandang perlu untuk dilestarikan dan dikembangkan karena memiliki potensi yang besar sebagai obat dan minuman herbal. “Ada ratusan jenis pohon di Bukit Peramun yang 47 persennya bisa dijadikan bahan untuk membuat minuman dan obat-obatan herbal, sehingga memiliki nilai tambah yang perlu dilestarikan,” kata Adi perwakilan Bukit Peramun Bangka Belitung. .

Source: m.liputan6.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button