353 Tahun Pariwisata di Kota Padang: Sampah, Parkir Liar, Pemalak Jadi Humas! - WisataHits
Jawa Timur

353 Tahun Pariwisata di Kota Padang: Sampah, Parkir Liar, Pemalak Jadi Humas!

PRIMADONA: Sejumlah pengunjung berada di pantai di Padang pada Minggu (31 Juli). Pantai Padang adalah salah satu tempat wisata unggulan di kota Padang (SHYNTIA/PADEK)

Dalam rangka mewujudkan Kota Padang sebagai kota pariwisata, Pemerintah Kota Padang telah mengembangkan 4 sektor pariwisata melalui Biro Pariwisata untuk menarik wisatawan berkunjung
ke kota Padang. seperti apa

Empat sektor pariwisata yang dikembangkan adalah industri kreatif, wisata religi, wisata alam, dan wisata kuliner. Kepala Biro Pariwisata Kota Padang Ery Sendjaya mengatakan kepada Padang Ekspres bahwa Kota Padang akan segera memiliki gedung pusat pemuda untuk industri kreatif.

Gedung ini dibangun untuk mendukung generasi muda yang tergabung dalam 17 subsektor yang dibiayai langsung oleh Industri Kreatif Kota Padang. Diharapkan dengan dibangunnya Youth Center ini akan melahirkan generasi muda yang memiliki kreativitas dan inovasi dalam pengembangan industri kreatif, sehingga menjadi generasi muda yang mampu mengubah keadaan menjadi situasi perekonomian yang maju bagi Kota Padang untuk berkembang. .

Selain mengembangkan pariwisata terkait industri kreatif, Kota Padang juga mengembangkan wisata religi saat ini. Terdapat 3 ikon wisata religi yang menjadi andalan kota Padang yaitu Masjid Al-Hakim, Masjid Al-Mujahidin dan Masjid Nurul-Iman antara lain masjid-masjid yang sering dikunjungi wisatawan untuk beribadah.

“Saat ini kami sudah membersihkan tempat ibadah dan menyelesaikan fasilitas, baik trotoar, jalan dan fasilitas lainnya,” katanya kemarin.

Selain itu juga sedang dikembangkan wisata alam yaitu wisata Airmanis dan Gunung Padang, selain tempat wisata di wilayah timur yaitu Lubuk Tampuruang, desa wisata tradisional di Kuranji dan pengembangan objek wisata kelelawar di Lubukkilangan.

“Masih banyak wisata alam yang akan kita kembangkan di Kota Padang. Namun ikon kota Padang adalah Pantai Padang, Pantai Airmanis, Gunung Padang, Pantai Pasirjambak dan sebagainya,” jelasnya.

Selain itu, wisata kuliner juga sedang dikembangkan. Wisata kuliner yang berbau tradisi telah berkembang di setiap sudut kota Padang. Seperti Lamang Tapai di area depan Masjid Agung Sumatera Barat, wisata kopi jahe di Bukit Gado Gado dan lain sebagainya.

Dengan berkembangnya berbagai sektor pariwisata, diharapkan wisatawan akan berkunjung ke Kota Padang. Selain itu, Kota Padang memiliki 97 obyek wisata yang sedang dalam pengembangan, yang terbagi dalam 8 kawasan obyek wisata.

“Objek-objek wisata ini terbagi menjadi kabupaten Padang Barat, Padang Selatan, kemudian Padang, Utara, Bungus dan Lubukkilangan,” katanya.

Saat ini, Biro Pariwisata Padang sedang menyiapkan latte untuk para PKL untuk menjaga kebersihan, keamanan, dan ketertiban di sejumlah properti wisata di Kota Padang. “Selain itu, juga akan ada call center bagi pengunjung jika ada penyimpangan atau tindak kriminal di objek wisata Kota Padang,” ujarnya.

Ia berharap imbauan tersebut dapat memberikan sedikit pengetahuan kepada pengunjung dan juga mencegah pelaku kejahatan melakukan tindak pidana di tempat wisata.

“Untuk kawasan objek wisata, kami telah menyiapkan 70 petugas Dinas Pariwisata Padang untuk membersihkan semua tempat wisata pada pagi dan sore hari, terutama pantai Padang dan Airmanis,” ujarnya lagi. Meski Pantai Airmanis berada di bawah pengawasan Perumda PSM, namun koordinasi tetap berada di Dinas Pariwisata Kota Padang.

Pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama

Sementara itu, pengamat pariwisata Sari Lenggogeni mengatakan Kota Padang layak disebut sebagai kota wisata karena Kota Padang menjadi salah satu destinasi wisata di Sumbar menurut berbagai penelitian.

Meskipun wisata panorama alam tidak sebanyak daerah lain di Sumatera Barat, Kota Padang memiliki daya saing tersendiri dan menjadi tujuan wisata bagi perusahaan yang ingin mengadakan pertemuan penting di Padang.

“Hal ini didukung dengan banyaknya hotel yang membangun tempat pertemuan eksklusif dan sejenisnya di tempat lain di Kota Padang. Ini yang membedakan Kota Padang dengan daerah lain di Sumbar,” ujarnya.

Namun, sebagai kategori kota yang dijadikan tujuan konvensi, Kota Padang masih kekurangan gedung pertemuan. Dia berharap lebih banyak gedung pertemuan akan dibangun di masa depan untuk memberi wisatawan lebih banyak pilihan.

Selain itu, Sari juga mengungkapkan bahwa Kota Padang merupakan kota transit yang membuka peluang bagi wisatawan untuk singgah di Kota Padang. Dengan banyaknya fasilitas pendukung seperti restoran, kafe dan hotel di Kota Padang juga menarik minat wisatawan untuk singgah dan berlibur di Kota Padang.

“Kami melihat Kota Padang saat ini sangat bagus dalam mengembangkan dan mempromosikan pariwisata sejak dua periode walikota. Oleh karena itu, kami melihat Kota Padang sebagai salah satu daerah yang pariwisatanya berkembang cukup pesat,” ujarnya.

Ia berharap seluruh elemen di pemerintahan mulai dari kecamatan hingga kelurahan dapat terus mendukung peningkatan kualitas pariwisata Kota Padang, sehingga Kota Padang semakin diminati wisatawan domestik maupun mancanegara.

Senada dengan perkembangan pariwisata di Kota Padang, Anggota DPRD Kota Padang Mastilizal Aye mengatakan, perkembangan pariwisata di Kota Padang saat ini cukup baik dan patut diapresiasi.

Namun dibalik pujian tersebut, ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh Pemkot Padang untuk membenahi pariwisata di Kota Padang, antara lain sampah dan bahaya penggundulan hutan.

Ia menjelaskan, kedua hal tersebut harus ditegakkan secara bersama-sama, tidak hanya oleh struktur pemerintahan tetapi juga oleh struktur masyarakat.

Hal ini harus menjadi perhatian Pemkot Padang agar wisatawan tidak menghadapi higiene yang buruk, pedagang kaki lima, preman, parkir liar dan pedagang makanan yang memungut harga tinggi.

Tidak hanya pemerintah, para pelaku pariwisata di daerah juga harus menyadari betapa pentingnya pariwisata untuk menambah pundi-pundi keuangan. “Ini hidup mereka, jadi mereka harus menawarkan pelayanan yang ramah kepada wisatawan yang ada di sana,” katanya.

Apa yang dirasakan wisatawan di Padang adalah plus-minusnya, yang dialihkan kepada orang lain yang akan berkunjung ke Padang. Karena itu, ia berpesan kepada masyarakat dan pemerintah untuk terus menjaga pariwisata di Kota Padang agar dikenang oleh wisatawan.

“Iklan yang baik adalah pengalaman pengunjung wisata itu sendiri. Jika mereka merasa nyaman di Kota Padang, mereka akan menceritakan kepada orang lain betapa nyaman dan menyenangkannya mereka di Kota Padang. Oleh karena itu, setiap tahun akan semakin banyak orang yang tertarik untuk berkunjung ke Padang,” ujarnya.

Selain itu, ia menyarankan kepada Pemkot Padang untuk menyediakan pemandu wisata dari masyarakat sekitar yang didedikasikan untuk kawasan wisata dengan cerita atau cerita tertentu.

Seperti halnya kawasan Batu Malin Kundang, kami menyediakan tokoh masyarakat setempat sebagai petugas yang menceritakan legenda Malin Kundang dengan cara yang bagus dan menarik, sehingga masyarakat tidak hanya mengunjungi batu Malin Kundang tetapi juga mendapatkan cerita menarik dari Stein tersebut. dipresentasikan ke petugas agar hasilnya bisa lebih menarik. Wisatawan,” ujarnya.

Ke depan, baik Pemko Padang maupun pemerintah kota dapat bahu membahu mengembangkan pariwisata di Kota Padang, sehingga pariwisata di Kota Padang semakin berkembang, dan tentunya meningkatkan pendapatan bagi pemerintah kota dan pemerintah.

Sementara itu, Kepala ASITA Sumbar Darmawi mengatakan Kota Padang saat ini menjadi salah satu destinasi wisata pantai dan kuliner. Sebagai ibu kota, kata Darmawi, Padang memiliki potensi besar di kedua sektor tersebut.

“Kami melihat Kota Padang mengembangkan pariwisata di kedua sektor tersebut sebagai kota Meetings, Incentives, Congresses and Exhibitions (MICE). Segala hal yang ada di sekitar Sumbar, baik tradisi maupun kuliner dan wisata alam seperti pantai ada di Padang,” ujarnya.

Ia juga melihat komitmen Pemkot Padang untuk terus membenahi beberapa infrastruktur destinasi wisata dan mengembangkan potensi objek wisata di Kota Padang.

Namun, Darmawi menegaskan, Pemkot Padang terus menata pengelolaan Pantai Padang yang masih semrawut, melalui parkir liar, pedagang kaki lima dan pengganggu yang masih terdengar di mana-mana, serta hadiah kuliner yang harus dijaga dan dibersihkan. sehingga tidak ada ketimpangan ketika wisatawan datang ke sana.

“Hal ini tidak hanya berlaku di Pantai Padang, tapi juga untuk semua objek wisata yang ada di Kota Padang. Tentunya Pemkot Padang perlu fokus menghilangkan permasalahan tersebut agar pariwisata di Kota Padang terus meningkat setiap tahunnya,” ujarnya.

Senada dengan itu, Rina Pangeran, Ketua PHRI Sumbar, berharap Pemkot Padang bisa fokus mengembangkan sektor pariwisata agar lebih menarik, tak lupa menjaga kebersihan yang menjadi perhatian utama Pemkot Padang. (cr5/cr1)

Source: padek.jawapos.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button