200 Pusaka Dipajang di Madiun, Ada Juga Keris Singasari - Solopos.com - WisataHits
Jawa Timur

200 Pusaka Dipajang di Madiun, Ada Juga Keris Singasari – Solopos.com

SOLOPOS.COM — Pengunjung melihat koleksi pusaka yang dipamerkan pada Pameran Pesona Pusaka 2022 di Kota Madiun, Minggu (3/7/2022). (Abdul Jalil/Solopos.com)

Solopos.com, MADIUN — Ratusan benda pusaka dipamerkan pada Pameran Pesona Pusaka 2022 di GOR Kota Madiun. Bahkan, salah satu pusaka yang dipamerkan berasal dari masa Kerajaan Singasari dan dibuat pada abad ke-12.

Dalam pantauan di lokasi, ratusan benda pusaka dari berbagai era tertata rapi di Gedung Olahraga Kota Madiun, Minggu (3/7/2022). Setiap pusaka ditempatkan di etalase rapi yang diberi identitasnya sendiri. Saya melihat sejumlah pengunjung melihat-lihat pusaka yang dipajang.

Kampanye Hari Keluarga Federal: Harus Benar, Orang Tua Jangan Pelit Gadget untuk Anak!

Panitia Pameran Pesona Pusaka 2022 Ketua Trisna Hanifah Hasan mengatakan kegiatan tersebut digelar dalam rangka memperingati HUT Kota Madiun yang ke 104. Sebanyak 200 benda pusaka dipamerkan dalam kegiatan ini. Kegiatan ini berlangsung dari Jumat hingga Minggu (1-3/7/2022).

“Pusaka yang dipamerkan berasal dari 60 kolektor pusaka. Ada yang dari Madiun, Ponorogo, Ngawi, Magetan, Surabaya, Tuban, Banyuwangi hingga Jember,” jelas Hanif.

Baca Juga: Seorang Pria Meninggal Saat Menunggang Kuda di Lapangan Gajahmada Madiun

Ia mengatakan, ratusan benda pusaka yang dipamerkan berasal dari zaman Singasari hingga zaman Mataram. Selain itu, ada juga pusaka baru yang tercipta setelah kemerdekaan Republik Indonesia.

Salah satu pusaka tertua adalah keris dari zaman Kerajaan Singasari. Pusaka abad ke-12 ini masih dalam kondisi baik. Meski beberapa bagian terlihat berkarat karena usia. Secara umum, bagaimanapun, Kris dirawat dengan sangat baik.

Selain pameran, berbagai pelatihan warisan nusantara dan workshop sejarah Madiun juga digelar sebagai bagian dari acara tersebut. Ia berharap generasi milenial lebih mengenal warisan nusantara dan ingin melestarikannya.

Baca Juga: Innalillahi, 2 Pekerja PG Rejoagung Madiun Meninggal Saat Bekerja

“Ada juga edukasi tentang perawatan pusaka. Sebenarnya mudah untuk merawatnya. Setelah pusaka dijepit atau dibersihkan, barulah muncul pewarna ikat. Setelah itu baru diolesi minyak setiap dua bulan sekali sebagai bentuk pengobatan,” ujarnya.

Selain itu, ada juga pasar rumah atau perdagangan pusaka di pameran ini. Selama pameran ini, pusaka akan dijual kepada kolektor dengan harga Rp 5 juta.

“Alhamdulillah acaranya berjalan lancar. Setiap hari sekitar 300 orang berkunjung ke sini,” kata Hanif.

Source: www.solopos.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button