2.5 Kwintal dengan Ojeg Gratis yang dibagikan kepada masyarakat pada pagelaran Festival Budaya di Magelang - WisataHits
Yogyakarta

2.5 Kwintal dengan Ojeg Gratis yang dibagikan kepada masyarakat pada pagelaran Festival Budaya di Magelang

Wartawan Tribun Jogja, Nanda Sagita Ginting

TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG – Kearifan budaya lokal masih dijunjung tinggi bagi masyarakat Jawa khususnya warga Desa Sidomulyo, Dusun Drojogan, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang.

Setiap tahun penduduk desa ini mengadakan tradisi budaya yang disebut “Grebeg Ojeg”.

Ojeg sendiri adalah nama jajanan yang terbuat dari tepung tapioka yang dicampur dengan bumbu lainnya, bentuknya menyerupai cilok.

Tahun ini kegiatan berlangsung di lapangan desa, lebih tepatnya Dusun Drojogan, dengan menampilkan pegunungan dengan hasil pertanian dan ojek.

Baca Juga: Atsanti Cultural Camp 2022 Perkenalkan Kekayaan Nusantara di Kawasan Candi Borobudur Magelang

Selain itu, pada Minggu (30/10/2022) akan dimeriahkan dengan parade dan pertunjukan budaya lainnya.

Rahmat Yusuf Saputro, ketua paguyuban pemuda Petruk Bagong di Dusun Drojogan menjelaskan, kegiatan Grebeg Ojeg bermata pencaharian warga, terutama sebagai pedagang ojek keliling.

“Hari ini, ojek 2,5 ratus kelas dibagikan kepada semua pengunjung secara gratis. Ada sekitar 17 bakul ojek yang kami sediakan untuk dibagikan kepada warga. Kegiatan ini rutin kami selenggarakan setiap Minggu terakhir Oktober,” ujarnya saat ditemui di lokasi, Minggu (30/10/2022).

Pembagian ojek gratis ini langsung diserbu masyarakat. Untuk mendapatkan ojek gratis, warga diminta mengantri di keranjang ojek yang tersedia.

Ia menambahkan Grebeg Ojeg merupakan tahun kedelapan kali ini. Setelah itu dihentikan karena pandemi pada tahun 2020.

“Agenda tahunan sudah berjalan selama delapan tahun. Di tahun 2020 kami tutup karena pandemi, lalu tahun 2021 hanya dilakukan secara terbatas. Dan tahun ini baru pertama kali dibuka untuk umum,” jelasnya.

Pembuatan ojek, lanjutnya, dilakukan bekerja sama dengan warga sekitar.

Sedangkan biaya bahan untuk produksi timbul secara mandiri antara pemerintah kota dan panitia penyelenggara.

Baca Juga: Pemkab Magelang Promosikan Potensi Wisata Melalui Penggarapan di Desa Wisata

“Materi kami swasembada, jadi ada bahan dari panitia dan masyarakat,” ujarnya.

Sementara itu, Siti Nurani Hanik, warga sekitar yang terlibat dalam pembuatan ojek gratis, mengatakan, proses pembuatan cilok sudah berlangsung sejak kemarin pagi.

“Kami bekerja kemarin dari jam 9 pagi WIB sampai jam 4 sore WIB. Hari ini kita tinggal masak saja, jadi tidak perlu waktu lama,” ujarnya.

Sedangkan, kata dia, pembuatan ojeg diawali dengan mencampurkan air panas dengan tepung tapioka.

Kemudian rempah-rempah dan rempah-rempah ditambahkan untuk memberikan rasa yang lebih baik.

“Kemudian aduk hingga rata lalu dibentuk menjadi bentuk bulat. Setelah itu, segera rebus hingga ojeg muncul ke permukaan air mendidih,” jelasnya. (tribunjogja.com)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button