18 Kafe Milenial Di Kulon Progo Kembangkan Kopi Menoreh - ANTARA News Yogyakarta - WisataHits
Yogyakarta

18 Kafe Milenial Di Kulon Progo Kembangkan Kopi Menoreh – ANTARA News Yogyakarta

Kulon Progo (ANTARA) – Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, menemukan 18 kafe milenial di kawasan itu menghidupkan kembali kopi Menoreh.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo Aris Nugraha mengatakan, kopi sudah menjadi gaya hidup yang diminati generasi muda. Kecuali minum kopilanjutnya, generasi muda dianggap ketinggalan zaman.

“Saat ini Kulon Progo dikenal sebagai daerah sasaran minum kopi. Karena di Kulon Progo sedikitnya ada 18 kafe, dengan kondisi ini kita akan melakukan revival terhadap kopi iris kita,” kata Aris.

Ia mengatakan kopi merupakan salah satu komoditas unggulan di subsektor perkebunan di Kabupaten Kulon Progo. Luas areal pada tahun 2021 akan menjadi 1.473,05 hektar yang tersebar di lima Kapanewon/Kecamatan di wilayah Menoreh, yaitu Samigaluh, Kalibawang, Girimulyo, Kokap dan Pengasih.

Baca Juga: Warga Akan Diberdayakan Dengan Pengembangan Desa Wisata Kopi Luwak

Menurutnya, varietas kopi Kulon Progo kini sudah banyak dikenal secara lokal maupun nasional, selain itu banyak kafe yang tersebar di sekitar kawasan Kulon Progo.

Produksi kopi mencapai 438,66 ton biji kering dan produktivitas 540,76 kilogram per hektar. Sementara itu, jumlah petani yang berusaha menanam kopi mencapai 5.400 petani.

“Untuk meningkatkan nilai tambah kopi, pengolahan dilakukan di tingkat kelompok tani. Sejauh ini, ada sembilan kelompok tani sebagai pelaku usaha pengolahan kopi di Kabupaten Kulon Progo,” kata Aris.

Sementara itu Pj Bupati Kulon Progo Tri Saktiyana mengatakan kerjasama lintas sektor akan berperan penting dalam meningkatkan semua komoditas dan produk unggulan di Kulon Progo, baik produk pangan maupun pariwisata.

Hal ini juga didukung dengan munculnya kebutuhan gaya hidup di sektor kopi yang ditandai dengan semakin banyaknya kafe di Kulon Progo dengan lokasi yang cukup menarik.

“Ketika kopi hanya dilihat dari sektor primer atau standalone, kopi hanya dijual dalam bentuk atau nilai kopi. Tapi jika kopi dijual dengan sektor tersier atau gaya hidup, kopi sedikit saja dalam cangkir akan bernilai berkali-kali lipat harganya,” kata Tri.

Baca Juga: Kementan Lakukan Gerakan Tanam Kopi di Lereng Merapi, Sleman

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button