11 Wisata Sejarah di Jambi yang Bikin Merinding, dari Masjid Suci hingga Mesin Cetak Uang
Editor:
Dona Piscesika|
Selasa 10-01-2023, 16:45 WIB
rumah batu —
JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO.ID – Jika kita berbicara tentang destinasi wisata sejarah, provinsi Jambi adalah salah satu juaranya, begitu banyak peninggalan masa lalu yang memiliki nilai sejarah dan masih bisa ditemukan.
Benda-benda bersejarah tersebut tersebar mulai dari Ujung Jabung di pesisir timur Jambi hingga Telun Berasap di Gunung Kerinci.
Dari ratusan saksi bisu benda-benda sejarah yang ada, kita akan mengulas 11 yang dianggap melegenda, masih ada bukti fisiknya dan tentunya sarat sejarah dan merinding.
1. Kompleks Benteng Tembesi (Batanghari)
Benteng Tembesi adalah bekas markas tentara kolonial Belanda. Ada benteng, rumah, gudang senjata dan berbagai fasilitas lainnya di sini.
Kompleks Benteng Tembesi–
Secara umum tempat ini dikenal dengan nama Benteng Tembesi.
Bangunan di kompleks ini terbuat dari kayu Batang Tembesu dan kayu Bulian yang merupakan kayu berkualitas tinggi yang terdapat di hutan Kabupaten Batanghari. Benteng ini didirikan pada tahun 1916.
Lokasi: Muara Tembesi, Batanghari
Tahun pembangunan: 1916
Kondisi Saat Ini : Bangunan benteng sudah rusak berat, sebagian bangunan sudah hilang akibat tergerus Sungai Batanghari
Jarak dari Kota Jambi : 65 km
2. Makam Kayo Hitam (Tanjab Timur)
Makam Orang Kayo Hitam terletak di Desa Simpang, Kecamatan Berbak, Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Makanan ini merupakan bukti sejarah perjuangan Kayo Hitam sebagai Raja Melayu Jambi saat itu.
Makam Kayo Hitam–
Saat itu Islam baru saja menginvasi tanah Sejuang Jambi, sembilan kepala desa, Orang Kayo Hitam dikenal sebagai salah satu raja yang memperjuangkan dan mengembangkan Islam di tanah Jambi hingga wafatnya pada abad ke-15.
Tidak banyak yang tahu siapa yang pertama kali menemukan makam Raja Melayu Jambi tersebut, namun berdasarkan informasi dari Dinas Budparporpora Tanjab Timur dan Balai Pelestarian Cagar Budaya Jambi, juga ditemukannya makam Orang Kayo Hitam dan istrinya Putri Mayang Mangurai sebagai sebuah makam kucing kesayangannya untuk pertama kalinya pada tahun 1970-an.
Saat itu, Kecamatan Simpang Tengah dilanda banjir yang cukup dahsyat hingga memakan banyak korban jiwa. Warga kebingungan mengubur korban banjir untuk mencari titik tertinggi.
Kemudian ditemukan tempat yang tinggi, di sana ditemukan kompleks makam Orang Kayo Hitam.
Warga terkejut karena saat pertama kali ditemukan mereka melihat makam dengan ukuran yang tidak biasa, makam umumnya berukuran 1,5m x 2m, makam Orang Kayo Hitam yang ditemukan berukuran 5,2m x 1,5m dan makam istrinya Putri Mayang Mangurai berukuran 3,7 mx 1,4 m dan memiliki batu nisan yang terbuat dari andesit yang berbentuk melengkung.
Begitu juga dengan makam kucing kesayangan Orang Kayo Hitam yang berukuran 3,2m x 1,2m.
Lokasi: Kelurahan Simpang, Kec Berbak, Tanjab Timur
Penemuan: 1970, dipulihkan pada 2010
Kondisi saat ini: Terawat dengan baik
Jarak dari Kota Jambi : 90 km
3. Dapur Umum Pejuang Jambi (Tanjab Barat)
Rumah dapur umum pejuang Datuk Mangun ini terletak di Desa Tungkal 1 Parit Gantung, Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
Dapur Umum Prajurit Jambi –
Lokasi: Desa Tungkal I, Selokan Gantung, Kota Kuala Tungkal, Tanjab Barat
Tahun pembangunan: 1945
Kondisi saat ini: Rumah rusak, tidak ada perbaikan yang dilakukan oleh pemerintah
Jarak dari Kota Jambi : 150 km
4. Candi Muaro Jambi (Muaro Jambi)
Situs Purbakala Kompleks candi Muara Jambi merupakan kompleks candi Hindu-Buddha terbesar di Asia Tenggara, seluas 3981 hektar.
Candi Muaro Jambi (Muaro Jambi)–
Kompleks percandian ini terletak di Desa Muara Jambi, Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi, Jambi, Indonesia, lebih tepatnya di tepi Sungai Batang Hari, sekitar 26 kilometer sebelah timur Kota Jambi.
Candi ini diperkirakan berasal dari abad ke-11 Masehi, Candi Muara Jambi merupakan kompleks candi terbesar dan paling terawat di pulau Sumatera dan sejak tahun 2013 Kompleks Candi Muaro Jambi telah dinyatakan sebagai Situs Warisan Dunia oleh Unesco.
Lokasi: Desa Muaro Jambi, Kecamatan Marosebo, Muaro Jambi
Tahun pembangunan: 11 Masehi
Jarak dari Kota Jambi : 30 km
Kondisi Saat Ini: Terawat dengan baik, salah satu tujuan wisata yang paling banyak dikunjungi
5. Rumah Batu (Kota Jambi)
Rumah batu terletak di Kota Jambi, meskipun hanya sebagian bangunan yang bertahan, rumah batu tersebut kini telah ditetapkan sebagai situs cagar budaya dan sering dikunjungi wisatawan.
rumah batu —
Lokasi: Desa Olak Kemang, Kecamatan Danau Teluk, Kota Jambi.
Tahun konstruksi :
Kondisi saat ini: Bangunan sebagian ditempati
Jarak dari Kota Jambi: 30 menit dari pusat Kota Jambi
6. Makam Sultan Taha (Tebo)
Makam ini terletak di pusat ibukota Kabupaten Tebo atau sekitar 250 km dari Kota Jambi. Makam ini juga sering dikunjungi oleh berbagai lapisan masyarakat, baik masyarakat biasa maupun pejabat yang sengaja mengunjungi makam Sultan Jambi.
Makam Sultan Thaha
Selain sebagai kegiatan rutin pemerintah Kabupaten Tebo, makam Sultan Thaha Syaifuddin tidak hanya dikunjungi pada hari-hari besar seperti Hari Pahlawan dan HUT RI, makam Sultan Thaha Syaifuddin juga sering dikunjungi oleh warga luar Jambi seperti Pulau Jawa.
Lokasi: Muara Tebo, Tebo
Tahun pembangunan: 1995
Kondisi saat ini: Banyak atap yang bocor dan tidak pernah direnovasi
Jarak dari Kota Jambi : 250 km
7. Rumah dan Mesin Cetak Uang (Bungo)
Kabupaten Bungo pernah memiliki mesin cetak uang resmi milik pemerintah Republik Indonesia (RI) sebelum tahun 1946 atau setahun setelah kemerdekaan.
Pabrik dan mesin pencetak uang —
Mesin ini termasuk dalam koleksi sejarah dengan panjang 2.025 cm, lebar 1.303 cm, dan tinggi 83 cm.
Mesin ini disimpan di sebuah rumah di Dusun Pulau Pakan, Bungo Dani, Bungo. Saat ini mesin tersebut telah dipindahkan ke Museum Jambi Signinjai.
Lokasi: Dusun Pulau Pakan, Bungo Dani, Bungo
Tahun pembangunan: rumah 1900, pencetakan uang 1948
Kondisi saat ini: Kondisi rumah masih bagus, mesin cetak uang ada di Museum Jambi Perjuangan
Jarak dari Kota Jambi : 291,4 km
8. Jembatan Beatrix (Sarolangun)
Pembangunan jembatan ini berlangsung hampir belasan tahun, mulai tahun 1923 dan baru diresmikan tahun 1939.
Jembatan Beatrix —
Nama Beatrix diambil dari Beatrix Wilhelmina Armgard, Ratu Belanda saat itu.
Bukti sejarah jembatan ini adalah prasasti granit sepanjang 40 cm dan lebar 30 cm di bagian selatan jembatan. Meski sudah berusia hampir 100 tahun, Jembatan Beatrix terlihat masih kokoh berdiri.
Lokasi: Dusun Sri Simpang, Desa Sarkam, Sarolangun
Tahun pembangunan: 1923, diresmikan pada tahun 1939
Status Saat Ini: Salah satu jembatan penyeberangan di Sarolangun
Jarak dari Kota Jambi : 190 km
9. Rumah Tuo (Merangin)
Rumah Tuo merupakan objek wisata sejarah yang terletak di sebuah kabupaten di Provinsi Jambi, tepatnya di Desa Kampung Baruh Rantau Panjang, Kecamatan Tabir, Kabupaten Merangin, sekitar 30 km dari pusat kota Bangkok.
rumah Tuo–
Rumah Tuo merupakan rumah Kajang Lako pertama yang didirikan sekitar tahun 1330 oleh seorang bernama Puyang Bungkuk. Butuh waktu beberapa tahun untuk membangun rumah Tuo yaitu tahun 1333 yang menurut perhitungan lama merupakan angka berkah.
Lokasi: Kampung Kampung Baru, Kecamatan Tabir, Merangin
Tahun pembangunan: 1330
Kondisi saat ini: masih dihuni, 70 persen masih alami
Jarak dari Kota Jambi : 250 km
10. Masjid Agung Pondok Tinggi (Sungai Penuh)
Menurut catatan pengurus masjid, masjid ini awalnya bernama Masjid Pondok Tinggi. Dikutip dari Wikipedia, pembangunan dimulai pada 1 Juni 1874 dan secara bertahap dibangun dan dikerjakan bersama hingga selesai sepenuhnya pada awal abad ke-20.
Masjid Agung–
Nama Masjid Raya Pondok Tinggi diberikan oleh Wakil Presiden Pertama Republik Indonesia, Dr. H. Mohammad Hatta ketika mengunjungi masjid ini pada tahun 1953.
Lokasi: Desa Pondok Tinggi, Kecamatan Pondok Tinggi, Kali Penuh
Tahun pembangunan: 1874 M
Kondisi Saat Ini : Terawat dengan baik, rutin digunakan sebagai tempat ibadah
Jarak dari Kota Jambi : 419 km
11. Masjid Suci Pulau Tengah (Kerinci)
Secara administratif, Masjid Keramat terletak di Desa Koto Tuo Pulau Tengah, Kecamatan Keliling Danau, Kabupaten Kerinci, Jambi.
Masjid Suci Pulau Tengah —
Lokasi masjid ini berjarak sekitar 16 kilometer dari Kota SungaiFull yang dapat ditempuh dalam waktu 40 menit hingga satu jam, dan lokasinya tidak jauh dari Danau Kerinci.
Menurut riwayat tokoh masyarakat di Pulau Tengah, Masjid Keramat dibangun pada tahun 1896 M dan merupakan salah satu masjid tertua di Kerinci bersama dengan Masjid Raya Pondok Tinggi.
Penganugerahan nama suci itu sendiri bersumber dari kesaktian masjid yang selalu terhindar dari berbagai malapetaka. Bahkan beberapa kali lolos saat Belanda membakar desa Pulang Tengah.
Lokasi: Dusun Koto Tuo Pulau Tengah, Kecamatan Keliling Danau, Kerinci
Tahun pembangunan: 1896 M
Kondisi Saat Ini : Terawat dengan baik, rutin digunakan sebagai tempat ibadah
Jarak dari Kota Jambi : 425 km. (tim/paspor/*)
Sumber:
Source: news.google.com