10 Tradisi Tahun Baru Islam di Indonesia, Ada Karnaval Muharram hingga Pawai Obor - WisataHits
Jawa Barat

10 Tradisi Tahun Baru Islam di Indonesia, Ada Karnaval Muharram hingga Pawai Obor

jakarta

Tahun Baru Islam 1 Muharram memang istimewa. Tak heran jika masyarakat di beberapa daerah merayakannya dengan suka cita melalui tradisi yang diturunkan dari generasi ke generasi.

Momen pergantian tahun dalam penanggalan Islam kerap dijadikan sebagai waktu untuk menunaikan shalat dan menggelar berbagai tradisi. Tujuan utama dari tradisi Tahun Baru Islam 1 Muharram adalah sebagai ungkapan rasa syukur.

Tahun Baru Islam 1 Muharram 1444 H bertepatan dengan tanggal 30 Juli 2022 kali ini. Masyarakat di beberapa daerah memiliki tradisi yang unik, seperti Yogyakarta memiliki tradisi Tapa Bisu, Boyolali memiliki tradisi sedekah gunung Merapi atau di beberapa daerah identik dengan karnaval pawai obor. .

Berikut 10 tradisi Tahun Baru Islam di Indonesia:

1. Tradisi tabu

Masyarakat Pariaman, Sumatera Barat menyambut Tahun Baru Islam dengan upacara yang dikenal dengan tabuik atau tabu. Tradisi ini memperingati hari Asyura pada tanggal 10 Muharram. Upacara ini dilakukan untuk memperingati wafatnya cucu Imam Husain, Nabi Muhammad SAW.

Tradisi serupa, dilansir CNN, juga ada di Bengkulu yang dikenal dengan Tabot. Tabuik berasal dari bahasa Arab yang artinya kotak kayu.

Di Pariaman sendiri, tabuik menyerupai patung buraq, kuda bersayap dengan kepala perempuan. Patung Tabuik terbuat dari bambu, rotan dan kertas. Di punggungnya ada peti dengan perhiasan dekoratif dan payung.

Tradisi tersebut dilakukan dengan membuat rangkaian pantangan dari 1 Muharram hingga 10 Muharram. Pada tanggal 10 Muharram, tabuik dilakukan bersama jemaah kemudian dibuang ke laut.

2. Tapa bisu

Tradisi Tapa Bisu adalah ritual yang berpusat di sekitar benteng keraton. Ritual ini disebut Tapa Bisu karena dilakukan tanpa sepatah kata pun sambil mengitari benteng keraton sejauh 7 km. Ritual ini diprakarsai oleh komunitas Abdi Dalem Keraton Yogyakarta.

Ritual dimulai dari pelataran Keben dan melewati beberapa ruas jalan di Yogyakarta yakni Jl Rotowijayan, lalu Jl Kauman, selanjutnya Jl Agus Salim, Jl Wahid Hasyim, selanjutnya melewati pojok Beteng Barat, lalu Jl MT Haryono, pojok Beteng Timur, Jl Brigjen Katamso, Jl. Ibu Rusvo dan berakhir di Alun-alun Utara.

Selain rombongan abdi dalem, ritual Bisu Topo juga dilakukan oleh warga secara individu maupun kelompok.

3. Sedekah Gunung Merapi

Warga Desa Lencoh, Kecamatan Selo, Boyolali, Jawa Tengah memiliki tradisi unik yang digelar setiap tanggal 1 Muharram. Tradisi ini dilakukan dengan cara mengangkat kepala kerbau di puncak gunung.

Masyarakat biasanya mengarak kepala kerbau dan berbagai hasil pertanian secara bersama-sama. Puncak dari kegiatan ini adalah makan dan berdoa bersama agar kita mendapatkan berkah dari Allah SWT di tahun yang baru ini.

4. Tradisi Ngadulang

Berbeda dengan kebanyakan tradisi di Jawa, masyarakat Sunda di Jawa Barat memiliki tradisi yang disebut Ngadulang. Salah satu daerah yang melestarikan tradisi ini adalah Sukabumi.

Ngadulang sendiri merupakan acara yang diselenggarakan oleh pemerintah Sukabumi untuk merayakan tahun baru Islam. Kegiatannya antara lain menabuh drum. Sebuah kompetisi drum drum juga diadakan pada saat ini untuk umum untuk berpartisipasi.

5. Karnaval Kebo Bule

Kebanyakan orang Jawa menyebut 1 Muharram 1 Suro. Di beberapa daerah di Jawa, tradisi 1 Suro tetap dipertahankan, termasuk di solo. Tradisi 1 Suro di Jawa berawal dari Sultan Agung menyebarkan Islam melalui ajaran dengan tradisi Jawa.

Keraton Surakarta, Solo, Jawa Tengah menyelenggarakan Karnaval Kebo bule setiap malam Kiai Slamet 1 Suro, tradisi ini juga sering disebut Karnaval Muharram. Kerbau Bule merupakan hewan yang dianggap keramat.

6. Ziarah ke Gunung Tidar

Kebun Raya Gunung Tidar, Magelang, erat kaitannya dengan kebiasaan masyarakat di sekitar tempat wisata setiap malam 1 Suro. Orang-orang akan berduyun-duyun ke kuburan nenek moyang mereka.

Orang biasanya mendaki gunung untuk berziarah ke makam Syekh Subakir, Kyai Through dan Kiai Semar, yang dulu membantu menyebarkan Islam di Jawa.

7. Tradisi yang tak tertahankan

Tahun Baru Islam 1 Muharram di Pangkalpinang, Bangka memiliki keseruan tersendiri. Pada acara Nganggung, masyarakat datang ke masjid dengan membawa nampan berisi makanan dan lauk pauk untuk dinikmati bersama.

Tradisi ini tidak hanya sebagai ungkapan rasa syukur, tetapi juga berfungsi untuk mempererat tali silaturahmi dan kekeluargaan. Makan bersama memungkinkan Anda membicarakan banyak hal sekaligus.

8. Upacara Bubur Suro

Orang Sunda biasanya menyambut tahun baru Islam dengan upacara bubur suro. Upacara ini dilakukan untuk memperingati Tahun Baru Islam.

Biasanya, orang Sunda menyiapkan bubur merah dan putih, yang disajikan secara terpisah untuk kemudian dibawa ke masjid. Sebelum makan bubur ini, kalian berdoa bersama dulu.

9. Mabit di masjid

Masyarakat Jakarta memiliki tradisi unik merayakan Tahun Baru Islam 1 Muharram. Masjid-masjid di Jakarta sering mengadakan mabit pada malam tahun baru Islam.

Mabit sendiri merupakan singkatan dari Malam Bina Taqwa. Biasanya kegiatan Tahun Baru Islam ini diisi dengan ceramah agama dengan tujuan untuk melakukan refleksi diri selama berada di masjid.

Parade Obor ke-10

Di sebagian besar wilayah, kegiatan Tahun Baru Islam dilakukan dengan prosesi obor. Mengenakan pakaian Muslim, orang-orang berbaris melalui desa / desa dengan obor untuk merayakan Tahun Baru Hijriah.

Relai obor juga sering terlihat di kota-kota besar. Orang-orang dari anak-anak hingga orang dewasa akan berjalan-jalan sambil melantunkan sholawat.

Saksikan video “Pesan Tahun Baru Islam dari Menteri Agama, Perkuat Semangat Hijrah Untuk Atasi Pandemi”.
[Gambas:Video 20detik]
(dvs/lus)

Source: www.detik.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button