10 Kebiasaan Orang Bali yang Bikin Turis Nyaman - WisataHits
Yogyakarta

10 Kebiasaan Orang Bali yang Bikin Turis Nyaman

Pulau Bali seolah tidak ada habisnya untuk membicarakan keindahannya dalam segala aspek. Pulau ini sangat eksotis sehingga menawarkan keindahan pemandangan dan keramahan penduduk setempat. Ternyata ada beberapa adat Bali yang bisa membuat wisatawan merasa nyaman, lho!

Simak 10 ciri khas masyarakat Bali berikut yang menjadi salah satu faktor berkembangnya industri pariwisata lokal.

Karakteristik dan Adat Bali

1. Ramah dengan pendatang baru

Orang Bali memiliki budaya yang selalu ramah dan terbuka terhadap pendatang. Faktanya, sebagian besar orang Indonesia memiliki cara tersendiri dalam menyambut tamu, yaitu bersikap ramah. Sambutan hangat bukan hanya budaya bagi masyarakat Bali, namun warga Jawa Tengah, Yogyakarta, Bandung dan beberapa kota lainnya juga mencoba menyambut pendatang baru.

Hal itu ditegaskan Gde Aryantha Soethama saat dihubungi detikcom, Selasa (26/10/2022). Seniman, penulis, dan penulis buku asal Bali ini menjelaskan bahwa kebanyakan orang Indonesia digambarkan sebagai orang yang “mudah dimengerti”.

“Kamu bergaul dengan baik dengan orang Indonesia dan orang Timur. Kami memiliki kebiasaan atau budaya yang suka bersama. Di Bali, di sisi lain, ada keunikan dan keaslian budaya ‘Guyub’. Itu membuat pendatang baru betah,” jelasnya.

2. Bersantai

Rutinitas warga ibu kota sering kita jumpai saat mereka bosan, berendam di Bali sejenak, atau bahkan membawa pekerjaan mereka saat penyembuhan ke Bali. Isle of the Gods terasa begitu menenangkan dan menyimpan cita rasa tersendiri bagi para pendatang baru.

“Imigran bisa datang dari mana saja, mungkin turis asing dan domestik. Bagi wisatawan, orang Bali tampaknya menjalani kehidupan yang sangat santai. Ini karena budaya petani yang melekat di Bali,” jelas pria 67 tahun itu.

Ia juga menjelaskan bahwa biasanya petani datang sebelum musim tanam, ada rehat dimana mereka bisa bersantai di sela-sela kerja keras. Ketika orang Bali santai, pendatang baru merasa betah, mereka merasa hidup orang Bali lebih santai.

“Banyak orang bilang, seperti kata orang Jakarta, hidup di Bali itu menyenangkan. Ini seperti liburan, tidak bising seperti bekerja di Jakarta. Padahal, budaya Bali seperti budaya petani,” kata Gde Aryantha.

3. Hidup dengan Seni

Masyarakat Indonesia khususnya Bali memiliki beragam budaya yang unik dan menarik. Salah satu penawaran yang paling mudah ditemukan adalah dengan menempatkan penawaran. Di berbagai tempat kita bisa dengan mudah melihat adanya penawaran.

“Tradisi membuat sesaji ini unik. Ketika orang luar melihat ‘Apa yang kamu lakukan?’ Ada persembahan di mana-mana. Ini telah menjadi fitur kehidupan sehari-hari orang Bali, terkait erat dengan seni. Misalnya, setelah memasak, mereka menawarkan sesaji. Lalu ada hari-hari lain, seperti liburan di Bali,” jelasnya.

“Orang Bali memang orang seni, hidupnya seni, jadi lekat dengan seni. Seni mencakup banyak hiburan, sehingga orang merasa betah. Ibaratnya kalau mau cari hiburan, datang saja ke Bali, mereka menarik. Tidak perlu melihat seni pertunjukan khusus,” tambahnya.

Kehidupan orang Bali selalu dikaitkan dengan seni. Sesajen, upacara pura, sesaji, setiap bidang kehidupan identik dengan seni. Hal ini menjadi daya tarik atau hiburan bagi para pendatang.

4. Setiap budaya memiliki makna

Setiap budaya Bali terkait erat dengan seni instalasi. Sebutkan beberapa bangunan yang merepresentasikan budaya Bali seolah-olah lahir untuk seni instalasi. Uniknya, setiap budaya memiliki makna tersendiri. Salah satunya adalah sesajen yang ditempatkan di tempat yang berbeda.

“Ada banyak makna dalam budaya membuat persembahan. Biasanya karena orang Bali memiliki tradisi dari masa lalu yang berlanjut hingga saat ini. Salah satunya adalah setelah menanak nasi, mereka mengorbankan nasi yang sudah dimasak untuk dibawa pulang. Ditaruh di depan rumah, di samping dapur, di samping saluran air, itu tanda terima kasih,” kata Gde Aryantha.

Merupakan tradisi Bali bahwa setelah memasak nasi, sebelum makan, sesaji dilakukan di sekitar rumah. Sesaji direbus dengan daun, kemudian sesaji dimakan.

“Setelah makan malam, makan siang, mereka berhenti berdoa di meja makan. Karena tidak makan di meja sejak zaman kuno, orang Bali terbiasa jongkok. Orang modern hanya makan di meja,” kata Gde Aryantha.

5. Keindahan alam yang “manis”

Berbicara tentang keindahan alam, tidak ada keraguan tentang itu. Bali selalu menjadi tujuan wisata. Mulai dari pantai, beberapa bangunan yang sarat dengan budaya Bali hingga wisata kuliner. Seolah tak ada habisnya membicarakan keindahan Bali, bahkan keindahan daerahnya menyimpan seni.

Tengok saja keberadaan pura dan bagaimana masyarakat setempat menjalani kehidupan dengan sesajen alamnya. Seolah menyatu satu sama lain, antara keindahan alam, budaya dan cara mereka menjalani hidup.

“Hal yang bisa membuat wisatawan ingin kembali ke Bali bukan hanya keindahannya. Tapi tradisi, kebiasaan dan budayanya sudah menjadi seni. Orang Bali membuat seni setiap hari. Menurut saya, yang paling banyak hidup dengan seni itu orang Bali saja, Bali,” kata Gde Aryantha sambil tertawa.

6. Hadirkan sesuatu yang berbeda

Begitu Anda memasuki pulau dewata, Anda pasti akan merasakan sesuatu yang berbeda dan unik. Karena begitu banyak keistimewaan yang membedakan Bali dengan daerah lain. Salah satunya adalah daging sapi Bali.

Website Kementerian Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali melaporkan bahwa sapi Bali merupakan sapi asli dan murni Indonesia, keturunan asli Banteng (Bibos Banteng). Salah satu ciri yang paling mudah diamati adalah bentuk tubuh yang kompak, montok dan tidak berpunuk. Warna bulu tubuh sapi betina dan pedet atau godel jantan dan betina berwarna merah bata. Sedangkan bantengnya berwarna hitam.

“Ini cukup istimewa. Sapi Bali adalah sapi yang unik, lalu ada Jalak Bali, hanya Bali yang memilikinya. Nah, itulah keunikan Bali, jadi karena keunikannya itulah yang membuat orang senang menikmati Bali lagi. Ditambah lagi mungkin senyum orang Bali berbeda dengan orang lain. Jawa, Bandung atau Surabaya,” ujarnya sambil tertawa kecil.

7. Orang Bali bisa bahasa Inggris

Sejak Bali selalu menjadi tujuan wisata, mayoritas penduduknya berbahasa Inggris. Meskipun mereka mungkin tidak terlalu fasih, dapat dikatakan bahwa turis asing membuat koneksi ketika mereka berbicara dengan penduduk setempat. Karena tuntutan pariwisata pada sumber daya ekonomi mereka, mereka belajar bahasa Inggris secara otodidak.

8. Memiliki ciri khas di tempat tinggalnya

Jika ada anggapan bahwa orang Bali sudah menyiapkan kamar kosong untuk tamu, hal ini dibantah oleh Gde Aryantha. Dia mengatakan bahwa orang Bali tidak memiliki kamar atau kamar terpisah untuk tamu.

“Jika Anda melihat rumah-rumah Bali di desa, tradisi aslinya tidak memiliki ruang tamu. Jadi kalau ke saya, kampung halaman saya yang masih tradisi Bali, layout pelatarannya tidak ada ruang tamunya,” ujarnya.

Justru ini adalah karakteristik, yang pada gilirannya unik. Kini beberapa rumah memiliki tema modern sehingga lebih tertata. Gde Aryantha mengatakan beberapa rumah adat, termasuk Joglo, sebenarnya tidak ada ruang untuk tamu.

“Anda bisa belajar arsitektur Bali. Arsitektur Bali tidak mengenal ruang untuk tamu, tidak ada ruang tamu. Jadi tamu diterima, tapi di halaman, di gedung-gedung yang ada, di depan dapur dan lain-lain. Tidak ada ruang tamu khusus untuk menerima tamu,” seraknya.

9. Pertahankan tradisi yang kuat

Tak bisa dipungkiri, Bali yang banyak dikunjungi pendatang, dengan mudah mengekspos pulau dewata pada tradisi asing. Salah satunya adalah modernisasi arsitektur rumah, keberadaan ruang tamu merupakan adaptasi dari peradaban Barat.

Kebiasaan makan dengan sendok juga merupakan adaptasi dari budaya kolonial, seperti yang dijelaskan Gde Aryantha bahwa orang Bali selalu makan dengan merunduk dengan meja yang rendah. Inilah keunikan sebuah tradisi yang masih ada hingga sekarang namun tidak banyak dipraktikkan lagi.

“Jadi Bali populer di dunia karena unik dan otentik, tidak ada di dunia. Saya selalu mengatakan itu di buku saya. Dalam kehidupan modern, masyarakat Bali jelas dipengaruhi oleh Barat. Tapi itu semua tergantung pola pikir sehingga bisa membedakan mana yang mampu memajukan peradaban,” ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa orang Bali kuat dengan tradisi, itulah yang membuat benteng. Meski budaya Barat sedang merajalela, masyarakat Bali masih mampu menjaga tradisi mereka tetap hidup.

“Misalnya seni Barong, ada barongsai. Ukirannya ada pengaruh Cina, ada pengaruh Mesir juga. Namun kehebatan orang Bali sebagai makhluk artistik, mereka ciptakan sesuatu yang baru. Dalam ranah tradisi, mereka disiplin, jadi mereka baik. Ini juga sesuatu yang unik, bagaimana pengaruh eksternal tidak sampai ke hati, ke inti. Hanya di permukaan saja,” pungkas Gde Aryantha.

10. Adanya akulturasi budaya dan agama

Desa Pegayaman adalah desa mayoritas Muslim di tengah masyarakat Bali yang mayoritas beragama Hindu. Dalam buku Bali Mengjuang karya Putu Setia dikatakan masih mempertahankan tradisi Bali. Mereka juga tetap menggunakan nama-nama Bali seperti Wayan, Nengah, Ketut, Made sebagai nama khas Bali sesuai urutan kelahiran.

Salah satu budaya yang masih dipraktikkan adalah Ngejot, yaitu membawa makanan ke tetangga untuk berkumpul. Ini terjadi selama bulan-bulan puasa. Penduduk setempat masih memegang teguh tradisi Bali selama tidak melanggar keyakinan agama, terutama jika dibagikan kepada orang lain.

Selain itu, ada juga tradisi Muludan sebagai perayaan maulid Nabi Muhammad SAW, warga Pegayaman memulainya dengan membuat ogoh-ogoh (patung raksasa yang biasa digunakan umat Hindu untuk menyambut Hari Raya Nyepi), yang kemudian diusung oleh untuk dipersembahkan kepada warga. .

Demikian Detiker, demikian penjelasan lengkap tentang kebiasaan masyarakat Bali yang menjadi ciri khas dan daya tarik wisatawan. Sungguh unik dan membanggakan bukan? Sekarang tidak heran mengapa Bali selalu menjadi primadona dalam pariwisata.

Tonton video Sensasi Makan Raos Pisaan Euy, Dapur Keraton Cimahi
[Gambas:Video 20detik]
(au/fds)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button