10 contoh percakapan bahasa sunda dan artinya - WisataHits
Jawa Barat

10 contoh percakapan bahasa sunda dan artinya

Bahasa Sunda adalah bahasa yang digunakan oleh orang Sunda dan mayoritas digunakan di Jawa Barat. Jika Anda orang Sunda atau tinggal di Jawa Barat, Anda mungkin sudah terbiasa menggunakan bahasa Sunda dalam kehidupan sehari-hari.

Bagaimana jika Anda tinggal di Jawa Barat atau keturunan Sunda tetapi tidak bisa berbahasa Sunda? Tenang, bahasa itu sangat bagus untuk dipelajari. Anda bisa mulai mempraktekkan beberapa percakapan atau paguneman dalam bahasa Sunda yang biasa terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

Apa itu Percakapan Bahasa Sunda?

Percakapan, atau dalam bahasa Sunda disebut Paguneman, merupakan kegiatan berdialog atau bercerita timbal balik. Mengutip dari Susan Susanti di website www.smktarunabangsa.sch.id, paguneman juga bisa dimaknai sebagai kegiatan untuk mengungkapkan perasaan atau pikiran seseorang.

Dalam bahasa Sunda, percakapan dibagi menjadi tiga tingkatan tata bahasa. Yaitu kasar, loma dan lemah. Penggunaannya tergantung pada siapa kita berbicara atau berbicara.

Percakapan bahasa sunda dan artinya

Berikut kumpulan contoh percakapan bahasa sunda yang dikutip dari berbagai sumber. Berikut adalah website SMK Taruna Bangsa Bekasi, buku Tim Koncara Penyanyi Budak Kelas III, journal.unair.ac.id dan website SMP Tut Wuri Handayani.

1. contoh percakapan 1

Percakapan ini dengan seorang teman.

Hera: “Apakah kamu baik-baik saja mengerjakan pekerjaan rumah bahasa Sunda?” (Yayu mengerjakan pekerjaan rumah bahasa Sundanya, bukan?)
Yayu : “Atos. Ari Hera atos teu acan?” (Ya. Hera sendiri yang melakukannya, bukan?)
Hera : “Teu acan pelayanku hilang.” (Belum, saya lupa.)
Yayu : “Kumaha weh, ke ibu guru bentu gera.” (Bagaimana kalau nanti gurunya marah lagi.)
Hera: “Muhun wios kita akan diperintah oleh oge dan rumaos teu akan mengerjakannya.” (Ya, dimarahi juga tidak apa-apa, karena itu salah saya yang belum melakukannya.)
Yayu: “Enjing, saya bekerja di kelompok sareng. Saya muak sampai tersesat.” (Bekerja kelompok dengan saya besok jadi saya tidak lupa lagi.)
Hera: “Muhun hayu.” (Ya, ayo bersiap-siap.)

2. contoh percakapan 2

Percakapan ini antara kakak laki-laki dan adik laki-laki.

Mantra : “Pang anterkeun pasar luar negeri, Den! Sepeda motor asing di bengkel ya.” (Tolong bawa saya ke pasar, Den! Sepeda saya ada di toko.)
Deden : “Nah, bisa dijemput, A? Geuning lilac.” (Kak kok gak diambil? Sudah lama ya.)
Mantra: “Saya ingin banyak pekerjaan. Saya tidak bisa salah dengan sepeda motor.” (Saya punya banyak pekerjaan. Belum bisa merawat sepeda.)
Deden : “Terserah melolong. Aing Madang melolong.” (Ya sebentar, saya akan makan dulu.)

3. contoh percakapan 3

Percakapan ini terjadi antara guru dan murid-muridnya selama kelas basket.

Arif: “Pa, bisa tolong?” (Pak, belum siap?)
Pak Irfan : “Lima menit deui.” (Lima menit lagi.)
Arif : “Keren banget, Pa?” (Lama pak?)
Pak Irfan: “Bagus, Ari Sakeudeung protes, saya diberkati untuk protes.” (Kamu, jika kamu protes sebentar, kamu akan protes untuk waktu yang lama.)
Arif : “Da asa teu anggeus-anggeus, Pa.” (Saya rasa belum selesai, Pak.)

4. contoh percakapan 4

Percakapan ini terjadi antara orang tua dan anak perempuan mereka.

Yuni : “Bah, tos Dahar Teu Acan?” (Pak, sudah makan belum?)
Ayah: “Encan.” (Belum.)
Yuni: “Mandi, bolehkah saya memberi Anda secangkir teh?” (Mau disuapi bro?)
Ayah : “Teu harus. Ayah bubur sop hoyong.” (Tidak perlu. Anda ingin bubur.)
Yuni : “Muhun ke, teteh milari kang bubur, sop howula, ka hareup, bah.” (Oke, nanti kamu akan menemukan pembuat bubur di depanmu, pak.)

5. contoh percakapan 5

Percakapan ini antara teman-teman dari usia yang sama.

Deden : “Geuleuh teuing aing mah ka Si Dudung teh!” (Itu menyebalkan saat duduk!)
Yuni: Nah nah nah? Ini menggelitik di akhir, bukan?” (Mengapa, mengapa, mengapa? Mengapa sama sekali?)

6. contoh percakapan 6

Percakapan ini juga dilakukan antara teman-teman seusia.

Hesti: “Nenek, dupi ari di desa Eneng pami, ulang tahun Bandung, apakah kamu berpura-pura mengadakan kompetisi tara?” (Neng, kalau di desamu ada lomba saat HUT Bandung kan?)
Eneng : “Osok, mungkin tara sarame dinu sanesna, dan nu ng pengiring tara seueuran.” (Ya, tapi tidak semeriah tempat lain karena tidak banyak peserta.)
Hesti: “Nah? Apakah Anda ingin bersaing?” (Mengapa? Bukankah kompetisi itu menyenangkan?)
Eneng: “Ah da nu ngaramekeun mah pamaenna rek pocketmaha teu rame lombana ge, Hes. Penginten teu level iringan nu karitu teh.” (Yang meramaikan kompetisi adalah para pemainnya, apa pun kompetisinya, Hes. Yah, mungkin banyak yang merasa tidak setara untuk mengikuti kompetisi seperti itu.)
Hesti: “Sayangnya kami orang kota. Tetapi karena saya seorang hamba sementara saya berhenti di Bandung Jubilee, lebih baik saya berdoa untuk Sasarengan, Yasin Sasarengan Mao, Ngadu’a Sasarengan, teras kembali ke Bandung. (Ya ya, penduduk kota lebih suka tinggal di rumah. Tapi kalau saya bilang lebih baik mengisi HUT Bandung dengan berdoa bersama, berdoa bersama, berdoa bersama, dan kemudian membuat rencana untuk Bandung yang lebih baik di masa depan.)
Eneng: “Lagi-lagi (Ya juga, lebih suka perayaan yang tidak jelas, mewah, Tuhan tidak suka itu, lingkungan menjadi kotor, saya setuju dengan Anda, Hes.)

7. contoh percakapan 7

Ucup: “Kunaon Kamari Teu Sakola, Jun?” (Kenapa kamu tidak pergi ke sekolah kemarin Jun?)
Jujun : “Teh penyembuh kamari sakit beuteung euy.” (Saya sakit perut kemarin.)
Ucup : “Sakitnya pedang kuno? Pukul Teung Atuda Jujun Mah.” (Mengapa kamu sakit perut? Kamu sangat tidak pengertian, Jun.)
Jujun: “Ah teu pira jajan baso tuluy minum teh cai es kamari.” (Kemarin saya hanya makan bakso dan minum es krim.)
Ucup : “Meureun merica teuing basona? Jaba deuih ayeuna tea keur usum ngijih.” (Sepertinya baksonya terlalu pedas, ya? Lagi pula, sekarang sedang musim hujan.)
Jujun: “Enya puguh pepper teuing bassona.” (Ya, sepertinya baksonya terlalu pedas.)

8. contoh percakapan 8

Percakapan ini diadakan antara orang dewasa pada acara-acara resmi.

Moderator: “Kumaha numutkeun Pangemut Kang Ujang patali sareng merencanakan wisata teh Urang Bade Ngawangun?” (Bagaimana menurutmu rencana Kang Ujang membangun tempat wisata di desa kita?)
Ujang: “Terima kasih, terima kasih, terima kasih untuk Maparin Wacktos. (Terima kasih atas waktunya. Saya rasa sangat bagus karena dapat menambah pendapatan para pemuda di desa kami.)
Host: “Dupi dinosaurus Kang Asep kumaha, satuju atau henteu?” (Bagaimana pendapat Anda tentang Kang Asep, apakah Anda setuju atau tidak setuju?)
Asep : “Haturnuhun tos, Waktos Kanggo ikut sasangem. Abdi oge Panuju Mung Kedah dibunuh Waragadna, saya mau hemat, saya jago Sakedik. Betapa buruknya biaya miliaran dan upami untuk menjaga agar kontribusi penduduk setempat tetap jelas itu tidak akan terjadi.” (Terima kasih atas kesempatan untuk berbicara. Saya juga setuju, tetapi Anda harus mencari tahu seberapa tinggi biayanya. jadi, karena tentu saja jika hanya mengandalkan kontribusi komunitas akan membutuhkan waktu lama untuk terwujud.)

9. contoh percakapan 9

Percakapan ini antara kakek dan cucunya.

Dudung : “Ki, didieu mah sabudeureun teh meni seueur seueur tangkalan. Malah oge meni seueur pepelakan memburunya, Ki.” (Ki, di lingkungan sekitar rumah banyak pepohonan. Di pekarangan juga banyak tumbuh-tumbuhan, Ki.)
Aki : “Jadilah, geus kitu kuduna, Cu. Urang harus menjaga lingkungan, sabudereun. Mikanyaah tutuwuhan jeung sasatoan. Sabab, tutuwuhan jeung sasatoan teh kalintang mangpaatna pikeun urang.” (Memang harus, Cu. Kita harus menjaga lingkungan dan sekitarnya. Jaga tumbuhan dan hewan. Karena tumbuhan dan hewan memiliki banyak manfaat untuk kita.)
Dudung : “Naon wae mangpaatna, Ki?” (Manfaatnya apa, Ki?)
Aki: “Malam didieu karasa ku hidep sakieu segera. Eta the weil in sabudeureun urang loba tutuwuhan. Hidep oge di dieu bisa menghilangkan buah, kari ngala tina tangkalna. Aneka sayuran, kari ngala.” (Udara yang kita hirup terasa segar. Karena di sekitar kita banyak tumbuh-tumbuhan. Anda juga bisa makan buah-buahan yang dipetik langsung dari pohonnya. Berbagai jenis sayuran juga dipetik.)

10. contoh percakapan 10

Percakapan ini masih berlangsung antara kakek dan cucu.

Dudung: “Ari mangpaat hayam sajabina ti pernah makan daging naon ki?” (Selain memakan dagingnya, apa saja manfaat ayam, ki?)
Aki: “Dulu ada gosip, naon nu ngalantarankeun Hidep Hudang?” (Apa yang membangunkanmu pagi ini?)
Dudung : “Hayam Kongkorongok Hahn, Ki. Jadina hamba Kagugahkeun.” (Ayam berkokok, Ki. Jadi saya bangun.)
Aki: “Yah, Eta Salahsahiji mau tidak mau tetap dengan Hayam, Dung.” (Nah, itu salah satu keuntungan beternak ayam, Kotoran.)
Dudung: “Oh, muhun, muhun.” (Oh ya ya.)

Ini adalah contoh percakapan bahasa sunda yang bisa Anda praktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Semoga bermanfaat!

Tonton video “Ada terduga teroris, standar masuk MUI dipertanyakan”.
[Gambas:Video 20detik]
(des/fds)

Source: www.detik.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button